Postingan

Menampilkan postingan dari 2011
MADHANG ATI DAN PELAKSANAANNYA STUDY KASUS DI DESA MUNJUL PESANTREN Oleh; M. Hasby Ash SAhiddiqi PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Mencari sebuah objek penelitian dan kemudian melakukan sebuah penelitian dalam waktu yang ditentukan, merupakan sesuatu hal yang tidak mudah bagi peneliti. Berawal dari tidak adanya inspirasi untuk mencari objek kajian penelitian, untuk menenangkan pikiran peneliti berangkat menuju mesjid untuk mengikuti marhabanan yang diadakan pada setiap hari jum’at. Dari situ muncul-lah ide untuk melakukan penelitian marhabanan dan tawasul . Tetapi setelah peneliti mencari data dengan googling ternnyata sudah banyak yang melakukan penelitian yang serupa. Setelah peneliti menemui sebuah komunitas pesantren “Mata Hati [1] ” untuk mewawancarai tentang tawasul, disana peneliti diajak untuk mengikuti acara diskusi mata hati tersebut, dan diajak pula untuk melakukan padang ati. Oleh karena itu, Penelitian kali ini saya mencoba mencari sesuatu hal yang su
IMPLEMENTASI SYAHADAT DALAM HIDUP 1. Syahadat; implementasi Iman, Islam dan Ihsan Syahadat dalam Islam merupakan rukun pertama dan sebagai dasar atau asas bagi rukun-rukun lainnya. Syahadat merupakan pernyataan atau ikrar seorang hamba atas apa yang diimaninya, atau juga sebagai ikrar dari persaksian seorang hamba atas ketuhanan Allah Swt dan Muhammad bin Abdullah sebagai utusan-Nya dan meniadakan sifat ketuhanan atas selain Allah. Oleh sebab itu pembahasan tentang syahadat sudah barang tentu didalamnya membahas tentang iman yang berarti membahas pula tentang aqidah. Berbicara tentang syahadat, berarti pula berbicara tentang dasar-dasar ajaran islam, tentang ketauhidan, dan tentang keimanan. Akan tetapi bukan berarti bahwa syahadat itu merupakan pekerjaan hati semata, karena syahadat tergolong dalam ketentuan syara’, yakni sebagai rukun Islam yang pertama, maka konsekwensinya adalah dilakukan sebagaimana rukun-rukun islam yang lainnya. Adapun aqidah jelas merupakan perbuata

Hati yang bahagia

Hati yang bahagia adalah hati yang tak pernah risau, bingung dan gundah. yakni hati yang selalu ingat pada Allah SWT, yang selalu menerima apa yang telah menjadi ketetapan Allah, hati yang selalu menapaki takdir Ilahi. Hati tak ubahnya sebagai nahkoda. Sekalipun hanya merupakan segumpal darah, namun ia banyak berperan dalam menentukan setiap langkah kehidupan manusia. Setiap langkah dan perbuatan manusia akan ditentukan oleh kehendak hati, mau berbuat baik atau jahat setiap manusia akan berdialog terlebih dahulu dengan hati. Bahkan mau beriman dan tidak beriman pun adalah pilihan hati. Namun, pilihan beriman tetap merupakan yang terbaik, karena pada akhirnya Tuhanlah yang akan menilai mana yang paling baik. Al-Ghazali menjelaskan, di dalam hati terdapat suatu insting yang ia namakan cahaya Tuhan. Selain itu, ia menyebutnya pula sebagai mata hati, anak-anak hati, dan keintiman hati serta rahasia hati. Ia sebutkan hal itu dalam Ihya.Ia menyatakan pula, titik hati secara simbolis merup

Peran Keluarga dalam Mencegah Trefiking

Krisis global merupakan bagian dari akibat yang ditimbulkan oleh system kapitalis perekonomian dunia yang dinilai gagal dalam membangun system perekonomian moderen. Imbasnya pun masih terus menggelayuti Negara-negara berkembang, tak luput juga bangsa ini ikut pula merasakan dampaknya, sekalipun tidak separah Negara berkembang lain. Kondisi ini tentunya menambah jumlah angka kemiskinan sekalipun pemerintah menyatakan terjadi penurunan prosentase angka kemiskinan yang cukup signifikan. Kesejahteraan yang diharapkan masyarakat tentu akan berbeda jika dibandingkan dengan pandangan pemerintah tentang makna sejahtera. Masyarakat hanya dapat merasakan tanpa mengetahui konsep upaya mensejahterakan, sedangkan pemerintah hanya memandang dari sisi konsep dan teoretikal tanpa merasakan kemiskinan. Bertambahnya kesejahteraan yang diperoleh rakyat miskin bangsa ini tidak akan sebanding lurus dengan pandangan pemerintah jika hanya mengacu pada penurunan angka kemiskinan tanpa membandingkan kelayaka

Pebisnis yang Jujur

Pada suatu masa, ada seorang saudagar perhiasan yang hidup di zaman tabi'in yang bernama Yunus bin Ubaid. di suatu hari beliau menyuruh penjaga toko perhiasannya untuk menunggunya karena ia akan keluar untuk mendirikan solat. Ketika itu datanglah seorang baduwi yang hendak membeli perhiasan di tokonya. Maka terjadilah tawar menawar di antara baduwi itu dan penjaga toko yang diamanahkan tadi. Perhiasan permata yang hendak dibelinya adalah perhiasan yang harganya empat ratus dirham. Namun pelayan itu menunjukkan perhiasan yang seharga dua ratus dirham. Barang tersebut dibeli oleh badwi tadi tanpa menawar terlebih dulu. Ditengah jalan dalam perjalanan menuju kampung tempat tinggalnya, orang baduwi itu bertemu dengan Yunus bin Ubaid. Karena Yunus bin Ubaid mengenali perhiasan yang dibeli si baduwi tersebut, maka iapun bertanya kepada baduwi itu, "Berapakah harga perhiasan yang kamu beli ini?" Orang baduwi itu menjawab, "Empat ratus dirham." Mendengar jawaban ora

Semangat Kemerdekaan di Hari Nuzul al-Qur'an

Peringatan proklamasi kemerdekaan tahun 2011 ini bertepatan dengan bulan suci ramadlan bahkan (Insya Allah) bertepatan dengan hari perayaan Nuzul al-Qur’an. Selama bulan Agustus tahun ini kita berpuasa sekaligus mengenang dan memperingati detik-detik proklamasi kemerdekaan bangsa ini. Begitu pula yang terjadi pada tahun 1945 di bulan yang sama terjadi dua momentum yang sarat nilai ini, yakni proklamasi kemerdekaan yang menjadi symbol dari terbebasnya bangsa Indonesia dari cengkeraman kekejaman penjajah, bebas menentukan pilihan sendiri dalam membangun dan mempertahankan kesatuan bangsa ini. Sementara Ramadlan menjadi symbol bagi pembebasan jiwa manusia dari belenggu nafsu syahwat dan bujuk rayu syetan, terbebas dari keangkuhan dan egoisme diri untuk menjadi manusia yang paripurna. Namun, ada yang berbeda di tahun ini, peringatan HUT RI insya Allah akan bertepatan dengan peringatan Nuzul al-Qur’an. Bulan agustus merupakan bulan kemerdekaan bangsa Indonesia, di setiap bulan ini tiba spi